Cerita Bang Gimbal (1) : Jenazah Seharum Surga


Kejadian ini dialami oleh Bang Gimbal saat Gempa Padang, Sumatera Barat tahun 2009. Malam itu Bang Gimbal dan beberapa temannya sedang makan malam  di tenda tim SAR. Tiba – tiba ada seorang anak laki – laki kecil, usianya sekitar 10 tahun berdiri di pintu tenda. Berbaju koko putih bersih, menggunakan celana putih, dan tangannya membawa Iqra menatap ke arah meraka.
“Assalamu’alaikum” ucap anak kecil itu saat berada di pintu tenda.
“Wa’alaikumsalam” jawab mereka.
 Anak kecil itu diam  berdiri di pintu tenda.
“Ada apa dik?”
“Sudah makan ?”
Tak ada jawaban darinya. Hanya diam. Sesekali  tersenyum saat ditanya Tim SAR.
Sampai akhirnya ada teman Bang Gimbal yang indigo (sebut saja Bang Jo) datang ke tenda. Bang Jo mungkin heran melihat anak kecil berdiri depan pintu tenda. Ditanya pun diam saja. Kemudian Bang Jo mengusap kepala anak kecil tersebut.
“Ayoo tunjukkan ke Ajo” kata Bang Jo ke anak kecil itu.
Anak kecil itu berjalan meninggalkan tenda Tim SAR. Diikuti oleh Bang Jo, Bang Gimbal dan teman – temannya. Ke sebuah tempat becek, berlumpur hampir setinggi  lutut. Tempat itu dekat dengan selokan dan terdapat pohon tumbang (yang kalo tak salah dengar) menutup selokan tersebut.  Anak kecil tersebut kemudian menepuk – nepuk batang pohon tumbang tersebut,
“Anak itu ada dibawah pohon – tertimpa pohon tumbang Bang?” tanya ku penasaran.
“Bukan, nanti dengarkan dulu” katanya.
“Okee nanti Ajo cari, sekarang kamu balik” kata Bang Jo ke anak kecil tersebut.
Setelah itu anak kecil tersebut pergi dan mengucapkan terimakasih kepada mereka. Bang Gimbal dan beberapa temannya semula akan memperhatikan perginya anak kecil tersebut.
“Sudah ga usah diliatin” kata Bang Jo.
Mereka pun tidak jadi melihat dan mengikuti perginya anak kecil tersebut. Namun setelah beberapa saat kemudian Bang Gimbal dan teman – temannya menengok ke belakang, dan ternyata anak kecil itu sudah tidak ada – menghilang. Seerrr….. merinding guys diceritain begini.
Keesokan harinya Tim SAR mencari korban ke tempat ditunjukkan oleh anak kecil di malam sebelumnya. Saat disana, anjing – anjing  menggonggong, mungkin sebagai tanda ada jenazah disekitar wilayah tersebut. Mereka menyingkirkan pohon tumbang tersebut. Tidak jauh dari pohon tumbang itu  ada semacam selokan kecil dan ditemukan satu korban gempa disana. Posisi korban berdiri, tengkorak kepalanya retak, dan tulang tangannya juga retak. Korban memakai baju putih, celana putih, dan memegang iqra. Dari cerita bang Gimbal jenazahnya bersih, tak ada noda sedikit pun. Padahal disekeliling dia ditemukan kondisinya berlumpur. Subhanalloh
Diangkatlah jenazah itu oleh Bang Gimbal. Digendongnya ke ‘rumah sakit’ terdekat untuk diperiksa. Sepanjang perjalanan memegang jenazah tersebut tercium bau harum, harum sekali katanya.
“Taruh sini bang, mau diperiksa dulu” kata seorang perawat setiba dirumah sakit.
Bang Gimbal masih diam memegang jenazah.
“Bang, taruh sini mau diperiksa..” ulangnya.
“Bisa gak sih diperiksa sambil dipegang gini ?” Katanya.
Bang Gimbal masih pengin menggendongnya. Merasa berat ketika akan menaruhnya untuk diperiksa. Belum pernah dia menemukan jenazah sebersih dan seharum itu - katanya.
“ya ga bisa lah bang… sini taruh dulu” jawab perawat.
 Akhirnya ditaruhnya jenazah itu untuk diperiksa. Tau siapa dia ?
Yaapps, jenazah itu adalah jenazah anak kecil yang dimalam sebelumnya datang ke tenda Tim SAR. Kedatangannya seolah – olah sebagai tanda meminta tolong ke Tim SAR agar bisa segera ditemukan.
 Setelah kejadian itu datanglah cerita tentang anak kecil tersebut dan menjawab mengapa jenazahnya sampai berbau harum. Di hari dimana gempa terjadi, anak tersebut sedang di surau (mushola) untuk mengaji. Dia tinggal berdua dengan ibunya, kakaknya bekerja di Jakarta. Saat itu kakaknya akan ke Padang namun akses memang sulit, sehingga tidak bisa. Anak kecil tersebut sangat  sayang dan patuh kepada ibunya. Saat terjadi gempa, dia berusaha lari tanpa memakai sandal dari surau untuk menyelmatkan ibunya yang ada dirumah, sandalnya masih tertinggal di surau yang tak jauh dari lokasi jenazah dia ditemukan.  Namun takdirnya dia meninggal sebelum bertemu dengan ibunya, di tempat yang berbeda ibundanya juga meninggal.
“Itu adalah salah satu moment yang bisa dibilang bikin kami baper. Abang merasa kalo harumnya ini adalah harum syurga… harum benar – benar harum” kata Bang Gimbal saat menceritakannya.
“Syurga beneran Insha Alloh ya bang… dia tabungan buat buat orang tuanya” kata ku menanggapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

(Mendefinisikan) MAPAN

Mapan, menjadi salah satu kata yang sering dimasukkan sebagai ’syarat’ sebelum menikah. Tak jarang perempuan mensyaratkan atau mencar...

Postingan Populer