Apa itu Valentine Day ?


“Dan janganlah kamu mengikuti apa – apa yang kamu tiak ketahui tentangnya. Sesunggguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al – Isra’ : 36)

Beranjak dari sepenggal ayat diatas kita dapat mengambil suatu pelajaran bahwa umat Islam tidak diperkenankan untuk mengikuti sesuatu yang kita tidak tahu tentangnya. Namun pada kenyataanya, banyak umat muslim yang mengikuti suatu perayaan yang mereka tidak ketahui asal – muasal dari perayaan tersebut, salah satunya yaitu Valentine Day.

Banyak literature yang berupa menggali sejarah awal dari Valentine Day, namun masih berbeda pendapat. Ada banyak versi tentang perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. 

Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, para sejarawan masih berbeda pendapat.  Saat ini sekurang – kurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Seorang di antaranya diluksikan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah dijelaskan yang detail siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung – pangkalnya karena setiap sumber mengisahkan cerita berbeda. 

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menagkap dan memenjarakan Santo Valentinus karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al – Masih, sembari menolah menyembah tuhan – tuhannya orang Romawi. Orang – orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang sudah menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini dian – diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan secara diam – diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memtuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut Gereja Katolik, nama Santo Valentine paling tidak merujuk pada tiga martis atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni : seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern terni), dan seorang martis di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
“ Valentine = mengakui yesus sebagai Tuhan ”
Tiap tahun di bulan  Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene beragama Islam ikut – ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Ada yang menyiapkan coklat lah, hadiah berselimut kertas kado pink lah, bunga lah atau yang lainnya.  Memangnya memberi  coklat cuma di tanggal 14 Februari?? Ngucapin atau nunjukkan rasa sayang hanya saat hari itu saja ? memangnya rasa sayang dan rasa cinta hanya satu hari kah?? malangnya orang yang seperti itu karena rasa sayang dan rasa cinta seharusnya ditunjukkan setiap saat.

 Walau sudah banyak yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai – nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayain Valentine buat fun – fun aja….,” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisa dibenarkan sikap dan pendangan seperti itu ? 

Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan ata klaim dogma dan ideology Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainnya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideology Kristiani tersebut, apapun alasannya. Nah, jika seorang Muslim yang ikut – ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut – ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya termasuk perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatanyang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!

 Dari suatu hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi berbunyi, “barang siapa yang meniu suatu kaum, maka ia termasuk dri kaum tersebut.”

Ibnu Qayyim Al – Juziyah rahimahullah juga berkata, ”Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari rayanya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “selamnat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafirannya, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah member selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya disisi Allah dan lebih dimurkai dari pada member selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah meniapakan diri mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.” 

Allah SWT sendiri di dalam Al – Qur’an surat Al – Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru – niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu mengambilnorang – orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin – pemimpin(mu); sebahagian dari meraka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil meraka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang – orang yang zalim.”

_ _Dari sebuah buku _ _
Semoga bermanfaat…, Salam Sukses !! :)

Terbaru

(Mendefinisikan) MAPAN

Mapan, menjadi salah satu kata yang sering dimasukkan sebagai ’syarat’ sebelum menikah. Tak jarang perempuan mensyaratkan atau mencar...

Postingan Populer